Rabu, 03 Mei 2017

puisi : MELAWAN DUNIA


MELAWAN DUNIA



Panas matahari retakkan bumiku, Desir angin memekakan telingaku

Wangi debu terendus cuping hidungku, Firmanmu menggetarkan sukmaku

Merasuk, meresap, hingga merebak, Panas dingin tenggorokanku retak

Lirih terdengar suaraku serak, Diatas kasur rapuh tubuhku tak beranjak

Dewasa ini, tertunduk kepalaku kalah pada dunia

Kerasnya batu membentur kerasnya kepala

Detak jantungku melemah, Raut mukaku memerah

Merinding bulu romaku mendengar malaikat zabaniyah

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih-penyayang

Aku mencoba bangkit tegakkan badan siap untuk berperang

Ya Allah.. tunjukkan aku jalan utusan-utusanmu

Akan kukejar mereka meski darah penuhi telapak kakiku

Ya Allah.. siapakah aku ini?

Dari mana berasal diri ini?

Aku tak mau kalah melawan dunia

Aku tak mau tunduk meratapi nestapa

Masih kucari diriku di malam-malamku

Kususuri lorong mencari persembunyian di siangmu

                Kupaksa tubuhku yang masih sedikit kaku untuk berlari

                Berpikir otakku mengatur strategi

Sekali lagi bertanya siapakah diriku?

Dari manakah dan akan kemanakah diriku?

                Naluriku hanya menjawab “aku tak mau masuk neraka,

                Aku harus menang melawan dunia”



Dibawah atap pesantren, dikelilingi gemerlap dunia

Kutulis sajak perlawanan, “MELAWAN DUNIA”



Akhsanul Marom : 2017, Ciputat Tangerang Selatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar