MELAWAN
DUNIA
Panas matahari retakkan bumiku, Desir angin memekakan
telingaku
Wangi debu terendus cuping hidungku, Firmanmu menggetarkan
sukmaku
Merasuk, meresap, hingga merebak,
Panas dingin tenggorokanku retak
Lirih terdengar suaraku serak, Diatas
kasur rapuh tubuhku tak beranjak
Dewasa ini, tertunduk kepalaku kalah pada dunia
Kerasnya batu membentur kerasnya kepala
Detak jantungku melemah, Raut
mukaku memerah
Merinding bulu romaku mendengar
malaikat zabaniyah
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih-penyayang
Aku mencoba bangkit tegakkan badan siap untuk berperang
Ya Allah.. tunjukkan aku jalan
utusan-utusanmu
Akan kukejar mereka meski darah
penuhi telapak kakiku
Ya Allah.. siapakah aku ini?
Dari mana berasal diri ini?
Aku tak mau kalah melawan dunia
Aku tak mau tunduk meratapi
nestapa
Masih kucari diriku di malam-malamku
Kususuri lorong mencari persembunyian di siangmu
Kupaksa
tubuhku yang masih sedikit kaku untuk berlari
Berpikir
otakku mengatur strategi
Sekali lagi bertanya siapakah diriku?
Dari manakah dan akan kemanakah diriku?
Naluriku
hanya menjawab “aku tak mau masuk neraka,
Aku
harus menang melawan dunia”
Dibawah atap pesantren, dikelilingi gemerlap dunia
Kutulis sajak perlawanan, “MELAWAN DUNIA”
Akhsanul Marom : 2017, Ciputat Tangerang Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar